Heywow, buat mimin yang istimewa dari Kartini itu adalah dia menulis. Menulis itu konon adalah kerja-kerja untuk keabadian. Implikasinya, kita yang hidup jauh setelah Kartini tiada, jadi bisa meneruskan api perjuangan Kartini di masa kini.
Tidak dulu, tidak juga sekarang posisi perempuan agaknya masih tetap sama. Perempuan masih belum benar-benar bisa didudukan secara setara dengan lelaki. Apalagi perempuan yang lahir dari kelas proletar, kelas yang secara ekonomi berada di lapisan paling bawah dalam struktur masyarakat yang kapitalistis kayak sekarang.
Situasi macam ini jauh-jauh hari sudah dibicarakan oleh Kartini lewat surat-suratnya yang ditujukan pada kawan-kawannya. Surat-surat Kartini ini kemudian disusun ulang dan diterjemahkan oleh penyair kenamaan Armijn Pane dan diberi judul "Habis Gelap Terbitlah Terang". Di dalamnya berisi tentang semua kegelisahan Kartini mengenai posisi perempuan yang tak seberuntung laki-laki.
Meskipun Kartini pada akhirnya dipingit juga dan dijodohkan dengan bupati Rembang oleh ayahnya, setidaknya dia telah berjuang melalui tulisan-tulisannya dan mendirikan sekolah untuk kaum perempuan.
Sekelumit kisah tentang perjuangan Kartini sudah beberapa kali difilmkan, dan film Kartini besutan Hanung Brahmantyo ini, mimin kira layak ditonton. Haiyuu! Gass!
#PerpustakaanDesaPadalarang #Nobar #Kartini
0 Comments